Kapolda Metro Jaya Perintahkan Oprasi Premanisme Berkedok Debt Collector
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kanit Jajaran Agar Laksanakan Giat Operasi Premanisme Debt Collector atau Mata Elang. |
JAKARTA I TVPEMUDAINDONESIA.COM: Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran memperintahkan kepada seluruh kanit res jajaran, agar laksanakan giat oprasi premanisme, sasaran utama adalah debt collector atau mata elang.
Perintah tersebut untuk laksanakan penertiban, pendataan, dan penindakan hukum. Jukrah dari Polda kegiatan yang dilakukan seperti:
1. Bila ditemukan adanya debt collector atau mata elang segera amankan, geledah badan, bila ditemukan sajam segera proses, bila tidak panggil pihak leasingnya dan lakukan penghimbauan.
2. Lakukan pendataan terhadap LP yang melibatkan debt collector, dan jadikan atensi penanganan, tangkap, tahan, jo kan 55 56, kepada pihak yang menyuruh, baik perseorangan atau leasing.
3. Laporkan kegiatan setiap hari ke Polres.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil pun mengimbau seluruh masyarakat Indonesia, kalau ada debt collector, hendaklah masyarakat gerebeg atau tangkap dan serah kan ke polisi / Polsek atau polres terdekat.
Karena, tambah Irjen Fadil, mereka tidak ubah nya seperti para begal terang terangan. Masyarakat harus tahu ini, kata Kapolda Metro Jaya.
Viralkan !!!. Kita Bagikan informasi ini kepada Semua Rakyat Indonesia supaya Masyarakat tidak di intimidasi dan di teror oleh yang namanya sept colektor, pintanya.
Selain itu, Kapolda Metro Jaya juga memaparkan terkait Bank Indonesia dalam surat edaran BI No. 15/40/DKMP tanggal 23 Sep 2013, yang mengatur bahwa syarat uang muka atau DP kendaraan bermotor melalui bank minimal adalah 25% untuk roda 2 dan 30% untuk kendaraan roda 3 atau lebih untuk tujuan nonproduktif, serta 20% untuk roda 3 atau lebih untuk keperluan produktif.
Sebab, kata Irjen Fadil, kementerian keuangan telah mengeluarkan peraturan yang melarang leasing atau perusahaan pembiayaan untuk menarik secara paksa kendaraan dari nasabah yang menunggak kredit kendaraan.
Hal itu, lanjut Irjen Fadil, tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.130/PMK.010/ 2012 tentang pendaftaran Fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang dikeluarkan tanggal 7 Oktober 2012 lalu.
Menurut Undang Undang No 42 Tahun 1999, Fidusia adalah suatu proses mengalihkan hak milik atas suatu benda dengan dasar kepercayaan, tapi benda tersebut masih dalam penguasaan pihak yang mengalihkan.
Selain itu, fidusia umumnya dimasukkan dalam perjanjian kredit kendaraan bermotor. "Kita sebagai debitur membayar biaya jaminan fidusia tersebut, terang Kapolda Metro Jaya.
Karena, pihak leasing wajib mendaftarkan setiap transaksi kredit di depan notaris atas perjanjian fedusia ini.
Jadi perjanjian fidusia ini melindungi aset konsumen, leasing tidak bisa serta merta menarik kendaraan yang gagal bayar karena dengan perjanjian fidusia, alur yang seharusnya terjadi adalah pihak leasing melaporkan ke pengadilan.
Sehingga kasus anda akan disidangkan dan pengadilan akan mengeluarkan surat keputusan untuk menyita kendaraan anda dan kendaraan anda akan dilelang oleh pengadilan serta uang hasil penjualan kendaraan melalui lelang tersebut akan digunakan untuk membayar utang kredit anda ke perusahaan leasing, lalu uang sisanya akan diberikan kepada anda, jelas Irjen Fadil.
Jika kendaraan anda akan ditarik leasing, mintalah surat perjanjian fidusia dan sebelum ada surat fidusia tersebut jangan bolehkan penagih membawa kendaraan anda.
Karena jika mereka membawa sepucuk surat fidusia (yang ternyata adalah PALSU) silakan anda bawa ke hukum, pihak leasing akan didenda minimal Rp 1,5 milyar.
Tindakan Leasing melalui Debt Collector atau mata elang yang mengambil secara paksa kendaraan dirumah, merupakan tindak pidana pencurian.
Jika pengambilan dilakukan di jalan, merupakan tindak pidana Perampasan. Mereka bisa dijerat Pasal 368, Pasal 365 KUHP Ayat 2, 3 dan 4 junto.
Ayo sebarkan untuk menghentikan tindakan semena mena dari mata elang atau debt collektor. Mari Tertib Hukum !!!
Laporan: MM
Komentar
Posting Komentar
Sampaikan Dengan Sopan, Dilarang Intimidasi, Terarah dan Jangan Ujar Kebencian